Dalam kesempatan itu, Agus Suharya berpesan kepada semua pihak untuk tetap bersama menjaga kelestarian hutan.
“Apa yang kita tanam ini kita jaga kita lestarikan, penanaman pohon tidak hanya untuk sekarang saja melainkan untuk anak cucu kita nanti,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, KRPH Besuki, Nanang Dwi Purwanto menambahkan, dengan dilakukan penanaman pohon itu merupakan mengembalikan fungsi hutan serta upaya kedepannya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bencana longsor dengan tanpa mengurangi penghasilan dari para petani pesanggem.
“Karena tidak mungkin kita mewariskan yang tinggal cerita semisal disitu ada gunung tapi setibanya anak cucu kita gunung itu hilang terkikis air yang tanah nya hanyut ke sungai serta masuk rumah rumah warga,” ujarnya.
Nanang juga mengajak bersama, diharapkannya kedepan pohon pohon buah yang sudah ditanam itu nantinya untuk terus dirawat dengan baik sehingga tumbuh besar dan lestari.
“Pada prinsipnya, Sumber Mata Air lebih berharga daripada Air Mata untuk anak cucu kita. Mari bersama-sama membangun hutan, mengembalikan fungsi hutan secara bersama sama,” timpalnya.
Menurut Nanang, lantaran lokasi yang ditanami pohon merupakan obyek vital yang menjadi kebanggaan Tulungagung yang harus dijaga bersama sama, maka nantinya setelah penanaman pohon juga akan dilakukan kesepakatan bersama antara pesanggem, muspika, PJT, PJB dan Perhutani.
“Jadi mari kita jaga semua, jangan sampai nanti hanya tinggal cerita,” sambungnya.
