De Tjolomadoe, Potret Kejayaan Pabrik Gula Indonesia di Masa Lalu

banner 468x60

eNews.co.id – Pasca tutup selama beberapa tahun, Pabrik Gula Colomadu kembali dibuka pada April 2017 lalu. Namun, pabrik gula tersebut tak lagi berfungsi sebagai tempat produksi gula, melainkan direvitalisasi menjadi tempat wisata, landmark bersejarah, pusat konvensi, dan kawasan komersial.

Berawal dari Pabrik Gula Colomadu, sekarang berubah fungsi dan nama menjadi De Tjolomadoe, destinasi wisata bertema vintage ini terletak di Jalan Adi Sucipto No. 1 Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini hanya berjarak 5 menit dari Bandara Internasional Adi Sumarmo dan 20 menit dari pusat kota Solo.

Destinasi wisata yang tercipta dari kombinasi sejarah masa lalu dan kecanggihan masa kini, De Tjolomadoe awalnya merupakan bangunan lawas eks pabrik gula yang berusia lebih dari 1,5 abad. Para pengunjung De Tjolomadoe bisa merasakan nuansa masa lalu sekaligus menyaksikan bagaimana pabrik tersebut pernah berjaya di zamannya.

BACA JUGA :  Berdayakan Hingga 6.000 Pengrajin Rotan, LPEI bersama Bea Cukai Resmikan Desa Devisa Rotan Sukoharjo

Terdapat 5 stasiun yang bertransformasi menjadi corner De Tjolomadoe yakni St. Gilingan, St. Penguapan, St. Karbonatasi, St. Betali dan St. Ketelan. Dengan dibantu petugas pemandu wisata, pengunjung dapat belajar sejarah dan proses pembuatan gula melalui diorama Mesin Gilingan dan mesin-mesin Pabrik Gula Colomadu yang dipamerkan.

Selain terdapat museum yang menjadi objek wisata utama, De Tjolomadoe memiliki outlet-outlet seni, kerajinan dan toko souvenir untuk mendukung UMKM lokal serta melestarikan budaya melalui produk yang dijual, seperti lukisan, batik, dan sebagainya yang membuat area bangunan tua bekas pabrik gula ini jadi lebih cantik.

BACA JUGA :  Melalui Pembiayaan dan Pelatihan Ekspor, LPEI Dorong UKM Berorientasi Ekspor

Daya tarik lainnya dari De Tjolomadoe adalah keberadaan Cafe dan Angkringan “Goela” yang merupakan food court atau gerai makanan yang menyajikan berbagai makanan western maupun lokal dan mengusung konsep vintage ala zaman dahulu lengkap dengan sepeda ontel dan ornamen pendukung lainnya.

Selain dikenal dengan museum atraktifnya, De Tjolomadoe juga memiliki convention hall bertaraf internasional yang sudah menjadi venue langganan untuk berbagai festival, event kesenian dan pameran budaya di Solo.

Meski telah direnovasi, De Tjolomadoe tetap menonjolkan sisi kolonial khas Belanda yang dimilikinya. Terbukti dengan lahan bangunan 6,4 hektar, pengunjung dapat bebas mencari spot foto instagramable khas kota tua di berbagai penjuru De Tjolomadoe, dan bagi yang malas berjalan kaki untuk mengeksplor seluruh area pabrik, kamu bisa berkeliling pabrik dengan menyewa skuter listrik.

BACA JUGA :  Andrigo-Defit, 2 Penyanyi Andalan Nagaswara Ramaikan Malam Anugerah SMSI 2023

Bagi wisatawan, memasuki area De Tjolomadoe tidak dipungut biaya. Namun ketika hendak masuk ke museum, pengunjung wajib membayar tiket Rp35 ribu per orang.

Sederet fakta menarik seputar eks Pabrik Gula Colomadu ini bisa menambah wawasan sekaligus daya tarik tersendiri, khususnya buat yang belum pernah berkunjung ke destinasi ini. Bagi pemburu spot foto vintage, destinasi wisata yang satu ini worth it banget untuk di kunjungi. (*)