Sementara itu, Ketua panitia dr. Siti Umi Hanik, Sp. THTKL mengungkapkan, Kegiatan dalam bentuk penyuluhan, pemeriksaan telinga, bersih-bersih telinga dan memberikan motivasi, edukasi tentang cara menjaga kesehatan telinga.
“Hal ini dilakukan karena masih banyaknya kurang kesadarannya masyarakat atas kesehatan pendengarannya. Kelainan telinga itu sakit yang tidak kelihatan, jadi kadang kurang diperhatikan, setelah di ajak ngobrol tidak respon baru tahu dirinya ada masalah dengan pendengarannya,” ungkapnya.
Dokter Umi Hanik menekankan, pentingnya menjaga kesehatan telinga, guna menghindari gangguan pendengaran. Menurutnya, menjaga kesehatan khususnya telinga tidak cuma tugas orang medis, orang kesehatan. Semuanya diharapkan bisa berperan untuk memberikan perbaikan pendengarannya.
“Sasaran kegiatan, anak anak dengan pendengaran, mereka yang mempunyai keterbatasan pendengaran sejak lahir, selain itu juga prolanis ( kelompok dengan resiko) yang mempunyai darah tinggi, diabetes,” tuturnya.
Dikatakannya, pada kegiatan ini dilakukan skrining pendengaran untuk mendeteksi secara dini gangguan pendengaran. Kegiatan ini sangat penting untuk mengingatkan kita bagaimana pentingnya pendengaran.
“Sebelumnya sudah kita lakukan pemeriksaan pendengaran, dilakukan cek dengan alat bantu dengar, siapa-siapa yang masih ada harapan ada perbaikan,” kata Umi Hanik.
Dengan memakai alat bantu dengar, diharapkan nantinya mereka bisa berkomunikasi lebih baik dan akhirnya bisa mandiri. Dirinya juga menganjurkan, untuk tidak membersihkan telinga sendiri, menurutnya telinga itu bisa mendorong keluar kotorannya sendiri.
“Memang ada sekitar 20% orang yang kotoran telinganya tidak bisa keluar sendiri, mengeras dan tetap di dalam telinga jadi itu sebaiknya diperiksakan, karena kalau di korek akan makin masuk ke dalam, semakin padat dan semakin susah untuk dikeluarkan,” terangnya.