Dinkes Tulungagung Sidak Takjil, Temukan 4 Produk Mamin Mengandung Bahan Pewarna Textile

banner 468x60

TULUNGAGUNG, eNews.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pemeriksaan jajanan berbuka puasa atau takjil yang dijual ke masyarakat di beberapa lokasi di wilayah Tulungagung, Jumat (24/03/2023).

Sidak di hari kedua puasa ramadhan 1444 H, menyasar 12 lokasi yang tersebar di delapan desa yakni Desa Tugu, Karangrejo, Gendingan, Tapan, Ketanon, Kepatihan, Jepun dan Kutoanyar. Hasilnya, Dinkes Tulungagung menemukan 4 produk makanan minuman yang mengandung bahan berbahaya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung melalui Kasi Farmasi dan Perbekalan Medis, Masduki mengatakan, dalam sidak tersebut pihaknya mengambil sebanyak 40 sampel makanan dan minuman. Kemudian produk-produk yang didapat lantas dilakukan uji kandungan di dalamnya.

BACA JUGA :  Ngantru Tulungagung Gempar, Pasutri Ditemukan Tewas Banyak Bercak Darah Pada Tubuh Korban, Diduga Kuat Dibunuh

“Sidak takjil ini untuk mengetahui seberapa aman kandungan dari makanan/minuman takjil yang dijual kepada masyarakat, karena pada momentum bulan Ramadhan seperti ini, mulai banyak pedagang yang menjual jajanan untuk berbuka puasa,” ucapnya.

Dari hasil uji sampel terhadap 11 jenis takjil, ada empat produk makanan minuman yang dinyatakan positif mengandung bahan berbahaya jenis pewarna textile atau Rhodamin B yang ditemukan di Kelurahan Kutoanyar, Kecamatan/ Kabupaten Tulungagung.

BACA JUGA :  Kapolres Tulungagung Pimpin Upacara Pemakaman Almarhum Anggota Polri

“Produk tersebut merupakan jenis olahan makanan krupuk pohong dan minuman berupa sirup. Kami ambil sebanyak 40 sampel mulai dari makanan dan minuman untuk kami lakukan uji produk agar mengetahui apakah produk itu aman atau tidak saat dikonsumsi,” kata Masduki

BACA JUGA :  Kajati Jatim Resmikan Balai Rehabilitasi Napza Adyaksa Ayem Tentrem Tulungagung

Menurutnya, temuan ini sangat mengejutkan lantaran selama tahun 2022 kemarin, pihaknya sudah sering melakukan pemantauan terhadap produsen makanan dan sudah sering sosialisasi kepada masyarakat, ternyata masih kedapatan adanya penggunaan zat berbahaya pada makanan.

“Sebenarnya efek dari bahan kimia tersebut tidak langsung terasa bagi manusia, namun demikian apabila terus-terusan dikonsumsi efek jangka panjang bagi kesehatan akan sangat buruk, terutama bisa menyebabkan kerusakan ginjal,” tutur Masduki.