Kepala UPT Puskesmas Ngantru : Masyarakat Berperan Penting Dalam Penanganan Stunting

banner 468x60

TULUNGAGUNG, eNews.co.id – Masyarakat bersama sama stakeholder berperan penting untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting. Dengan penanganan dan pantauan dari semua pihak yang terlibat, khususnya Posyandu dan Puskesmas, diharapkan segera menurunkan angka stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, dr. Kasil Rohmad, MMRS melalui Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung dr. Dedi Hariyanto mengatakan, untuk menurunkan angka stunting tidak bisa diselesaikan secara sendiri, memerlukan peran berbagai pihak.

“Karena ini merupakan tanggung jawab bersama, jadi seluruh stakeholder juga harus ikut dalam penanganan stunting. Jika semua pihak bisa bekerja dengan sebaik mungkin, kedepan angka stunting dapat diminimalisir,” kata Dedi. Selasa (9/5/2023).

Menurutnya, pengetahuan masyarakat perlu ditingkatkan, baik pengetahuan kaitannya dengan stunting, gizi, dan cara asuh anak. Sehingga, angka stunting bisa ditekan serendah mungkin.

BACA JUGA :  Dispendikpora Kabupaten Tulungagung Kembali Gelar Orientasi Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7

Hal ini mengacu pada himbauan dari Ketua TP PKK Kabupaten Tulungagung, jika bisa di wilayah Tulungagung zero stunting. Karena stunting itu nanti berdampak pada generasi yang akan datang, betul-betul menjadi generasi yang berkualitas tatkala stunting itu bisa di tekan pada angka yang serendah-rendahnya.

UPT Puskesmas Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, setiap bulan selalu mendata balita yang mengalami stunting, yang mana terdapat data penambahan dan pengurangan angka balita stunting. UPT Puskesmas Kecamatan Ngantru sendiri membawahi 8 Desa yakni, Desa Bendosari, Ngantru, Pulerejo, Pojok Kepuhrejo, Mojoagung, Batokan, dan Mojosari.

Untuk penanganan Posyandu di wilayahnya, Dedi mengatakan bahwa, Posyandu itu memang sudah terjadwal, tinggal disesuaikan sesuai jadwal kunjungan, terpenting dalam satu bulan semua sudah tercover.

BACA JUGA :  SMK Negeri 1 Rejotangan Raih Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa Tingkat Nasional

“Intinya, untuk mengetahui stunting dari awal yang paling berperan utama adalah Posyandu. Tatkala anak itu mulai dari balita terutama 2 tahun pertama, harus datang ke posyandu secara tertib, ditimbang berat badan dan diukur tingginya. Tentunya mengarah ke gizi yang kurang, sampai terjadinya stunting akan terdeteksi dari awal,” ucapnya.

Jika terdeteksi dari awal, dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi stunting dan yang sudah stunting dilakukan penanganan sebaik mungkin untuk lepas dari stunting dan bisa segera normal kembali.

“Tahun ini di Puskesmas Ngantru terdapat 11 balita stunting, Pakel, Pucung dan Pojok, stunting tertinggi berada di desa Pojok yang notabene wilayahnya paling luas sendiri,” terang Dedi.

BACA JUGA :  Peringati Hari Jadi Ke 15, Bawaslu Tulungagung Gelar Syukuran dan Bagi Takjil

Sementara itu, terkait penyakit-penyakit lainnya, beberapa bulan terakhir ini sulit diprediksi, periode terakhir ini sangat berubah dibanding sebelum adanya covid-19.

Biasanya kata Dedi, penyakit itu dapat diprediksi dan terbagi di beberapa tahapan. Di akhir bulan November-Desember, serta awal tahun di bulan Januari sampai Februari yang mendominasi penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan (ISPA). Bergeser di bulan April sampai Mei, disaat musim kemarau dan banyak debu mengarah ke penyakit Diare, tetapi tahun ini tidak ada, dikarenakan hujan lebat masih sering turun.

“Untuk bulan Mei sampai Agustus, biasanya banyak menyerang orang-orang yang sudah lanjut usia (lansia) yaitu, pegel linu dan asam urat karena sudah memasuki musim dingin,” pungkasnya. (Parno)