TULUNGAGUNG, eNews.co.id – Prosesi Jamasan Pusaka Piyandel atau andalan Kabupaten Tulungagung yakni Tombak Kanjeng Kyai Upas merupakan agenda rutin tahunan yang di gelar Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam rangka melestarikan tradisi budaya leluhur yang dilaksanakan setiap hari Jum’at tanggal 10 di bulan Suro dalam penanggalan Jawa.
Hal ini disampaikan Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, MM usai mengikuti prosesi jamasan di Pendopo Kanjengan yang berada di wilayah Kelurahan Kepatihan, Jumat (28/07/2023).
Dikatakannya, pusaka tombak kanjeng kyai Upas sudah sejak lama menjadi ikon atau simbol Kabupaten Tulungagung, karena tombak pusaka tersebut adalah peninggalan Bupati Pringgo kusumo yang merupakan Bupati terdahulu.
“Setelah Tumenggung Pringgo kusumo meninggal maka pusaka ini diturunkan kepada keturunannya yang kemudian diserahkan kepada Pemkab Tulungagung untuk menjadi pusaka Kabupaten Tulungagung,” kata Maryoto.
Ia menjelaskan, Tombak Kanjeng Kyai Upas menjadi saksi perjalanan sejarah berdirinya Kabupaten Tulungagung dari sebelumnya bernama Kadipaten Ngrowo.
“Tombak pusaka ini usianya sudah ratusan tahun dan masyarakat meyakininya sejak adanya Tombak Kanjeng Kyai Upas tersebut, Kabupaten Tulungagung bisa terbebas dari bencana, musibah dan memberi kemakmuran bagi masyarakat,” terangnya.
Menurut Bupati, tradisi jamasan tombak Kanjeng Kyai Upas memiliki nilai-nilai budaya yang luhur dan merupakan salah satu kearifan lokal bagi masyarakat Tulungagung yang dapat menambah catatan sejarah dan akan dijadikan salah satu destinasi wisata religi dan budaya di Kabupaten Tulungagung.
“Kita kembangkan sebagai destinasi wisata yang tujuannya adalah menarik wisatawan untuk datang ke Tulungagung,” tuturnya.