Ancaman Pidana Penjara Bagi Kereta Kelinci yang Masih Ngeyel Beroperasi di Jalan Raya

banner 468x60

TULUNGAGUNG, eNews.co.id – Satlantas Polres Tulungagung, Polda Jawa Timur, melarang kereta kelinci yakni kendaraan bermotor yang dimodifikasi mirip gerbong kereta terbuka beroperasi di jalan raya maupun di jalan umum. Hal itu karena bisa membahayakan penumpang dan pengguna jalan lain. 

“Kami dari Satlantas Polres Tulungagung sering menjumpai kereta kelinci beroperasi di jalan raya maupun di jalan umum. Hal ini bisa menyebabkan laka lantas yang tinggi, seperti yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia,” ucap Kasat Lantas Polres Tulungagung AKP Rahandy Gusti Pradana dalam acara Sosialisasi Larangan Pengoperasian Kereta Kelinci Sebagai Alat Transportasi di Jalan Raya yang dilaksanakan di ruang Sanika Satyawada Lantai ll Mapolres setempat, Kamis (12/01/2023).     

Menurutnya, sosialisasi ini dikarenakan adanya kejadian laka lantas di luar wilayah Tulungagung yang melibatkan kereta kelinci dan mengakibatkan cukup banyak korban baik itu yang luka – luka maupun meninggal dunia. 

BACA JUGA :  Gedung Satya Haprabu Polres Tulungagung Diresmikan Bupati Maryoto

“Alhamdulillah di wilayah Tulungagung belum pernah ada, dan mudah – mudahan tidak ada masyarakat Tulungagung yang menjadi korban laka lantas terutama gara – gara menggunakan kereta kelinci, sehingga untuk mengantisipasinya kita lakukan sosialisasi seperti ini,” ujar Kasat Lantas.       

BACA JUGA :  Dua Pengedar Sabu Diringkus Satresnarkoba Polres Tulungagung, Ditempat Berbeda

Dalam acara sosialisasi tersebut, pihaknya juga menyampaikan dasar hukum untuk tidak melakukan pelanggaran terkait pelarangan kereta kelinci tersebut bagi pemilik, perakit maupun pengemudinya.

Rahandy menegaskan bahwa, Satlantas Polres Tulungagung akan melakukan tindakan tegas terhadap Kereta Kelinci yang masih nekat beroperasi di jalan raya atau jalan umum.

BACA JUGA :  Serap Aspirasi Masyarakat, Polres Tulungagung Gelar Program Jum'at Curhat

Dijelaskannya, jika selama ini pihaknya hanya menerapkan tindakan berupa tilang maka eskalasinya akan ditingkatkan yakni masuk ke dalam tindak kejahatan.

“Kita akan lakukan tindakan tegas bagi yang melanggarnya, sesuai Undang Undang yang berlaku, tidak lagi dengan pasal pelanggaran namun akan kita proses dengan pasal kejahatan” terangnya.